BELAJAR AMTSILATI

iklan

TEAT

Pondok Pesantren Takhasshush DARUL KHIDMAH Beddian Jambesari Darussholah Bondowoso Jawa Timur. Belajar amtsilati online/offline 0852 5971 7000, fb/yt: moh mahfudh rozy, follow/ikuti: ig/tk/snackvideo: mahfudhrozy, fb: amtsilati indonesia

Senin, 30 Mei 2022

Wajib mendahulukan khobar daripada mubtada' ( Amtsilati Jilid 3 )

Bondowoso, Amtsilati.com

WAJIB MENDAHULUKAN KHOBAR DARIPADA MUBTADA’

Sudah kita ketahui dalam artikel sebelumnya bahwa mendahulukan khobar itu ada di empat tempat. contoh yang pertama telah kita pelajari bersama tentunya dalam artikel sebelumnya.

Berikut ini adalah contoh di mana wajib mendahulukan khobar daripada mubtada’nya. yaitu merupakan tempat yang kedua dari empat tempat yang wajib mendahulukan khobar.

Pada asalnya mubtada’ itu ada di awal kemudian khobar, sebab khobar itu sendiri memberian faidah terhadap kalimat itu ( mubtada’ ), artinya mubtada’ tak akan bisa difaham jika tidak ada khobar. misalnya زَيْدٌ saja tanpa قَائِمٌ umpamanya, dalam contoh tersebut hanya menyebut mubtada’ zaid tanpa menyebut khobar bagaimana tentang zaid. nah barulah difaham jika mubtada’ disertai khobar yang menjelaskan bagaimana tentang zaid. seperti lafadz زَيْدٌ قَائِمٌ artinya adapun zaid itu orang yang berdiri. jadi lengkap dan bisa difahami bahwa zaid itu berdiri.

Akan tetapi ada juga khobar wajib diakhirkan seperti adanya khobar berupa isim istifham ( pertanyaan ) atau khobar dimudlofkan pada isim istifham. dalam hal ini maka wajib hukumnya khobar didahulukan.

Contoh khobar yang berupa istifham:

كَيْفَ حَالُكَ ؟

Itu bagaimana keadaanmu ?

Contoh khobar yang dimudlofkan pada istifham:

إِبْنُ مَنْ اَنْتَ ؟

Itu putranya siapa adapun engkau

Lafadz إِبْنٌ dimudlofkan pada istifham yaitu مَنْ , dari kedua contoh di ata swajib khobar didahulukan dari mubtada’nya sebab istifham atau yang dimudlofkan pada istifham menjadi awal pembicaraan. khobar muqoddam seperti ini tidak menyimpan makna إِسْتَقَرَّ، كَائِنٌ sebab yang menjadi khobar bukan berupa dzorof atau jar majrur.

Wajib mendahhulukan khobar yang ketiga daripada empat yaitu apabila dlomir bersambung dengan mubtada’ yang dlomir tersebut kembali pada khobar.

Contoh:

فِي الدَّارِ صَاحِبُهَا

Itu tetap di dalam rumah adapun pemiliknya ( rumah )

Dalam susuna seperti ini apabila khobar diakhirkan maka akan menetapkan adanya dlomir kembali pada lafadz yang ada diakhirnya baik dalam kedudukan atau lafadz, dan seperti ini adalah susunan yang sangatlah lemah. semisal mubtada’nya didahulukan seperti lafadz:

صَاحَبُهَا فِي الدَّارِ

Adapun pemiliknya ( rumah ) itu tetap di dalam rumah

Wajib mendahulukan khobar yang keempat ( terakhir ) yaitu apabila adanya khobar membatasi dalam mubtada’ begitu itu mubtada’ bersama إِلاَّ secara lafadz contoh:

مَاخَالِقٌ إِلاَّ اللهُ

Tidak ada itu dzat yang menjadikan kecuali adapun Allah

Artinya dalam susunan ini memberi batasan bahwa yang menciptakan atau pencipta itu hanyalah Allah bukan yang yang lain. andaikan mubtada’ taruh di awal atau khobar diakhirkan maka susunannya menjadi:

مَا اللّهُ إِلاَّ خَالِقٌ

Tidak ada adapun Allah kecuali dzat yang menciptakan

Maka jelas rusaklah maknanya sebab susunan ini memberikan pengertian bahwa tidak ada shifat lain bagi Allah kecuali hanya menciptakan. hal ini sangat nampak sekali salah susunannya sebab mengakibatkan pemahaman yang keliru.

Atau adanya mubtada’ bersama dengan إِلاَّ dalam makna. seperti dalam lafadz:

إِنَّمَا مَحْمُوْدٌ مَنْ يَجْتَهِدُ

Tidak ada itu orang yang dipuji kecuali orang yang berusaha keras

Kalau إِلاَّ ditulis maka menjadi seperti ini:

مَا مَحْمُوْدٌ إِلاَّ مَنْ يَجْتَهِدُ

Tidak ada itu orang yang dipuji kecuali orang yang berusaha keras

Susunan ini memberikan pengertian bahwa orang dipuji hanyalah orang yang bersusah payah ( bekerja keras ) atau memberikan batasa bahwa yang dipuji hanyalah orang suka bbekerja keras.

Semoga artikel ini menambah pwngertian bagi pemula dalam belajar ilmu nahwu, semoga pula manfaat dan barokah. Aaamiin


*Pustaka Kitab Jami'uddurus Al 'Arabiyyah Juz 2 

*Miliki bukunya dan pelajari isinya.

*Share materinya

Kritik, saran, tanggapan anda bisa anda tulis di kolom komentar atau via wa:

0852 5971 7000

Penulis: Moh Mahfudz Rozy

Support dakwah dengan infaq: BSI Rek 1177974474 an. MOH MAHFUDZ ROZY

 

TAG

#Metode #Amtsilati #santribacakitab #Belajarbacakitabkuning #Nahwu

#Khobar #Mubtada #Santri

About Us

Contact Us

Privacy Policy

Disclaimer

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *