KHOBAR
YANG DIDAHULUKAN DAN MUBTADA’ YANG DIAKHIRKAN
Pembahasan
sebelumnya adalah makrifat di awal kalimat menjadi mubtada’ , namun mubtada’
tidak hanya berupa isim makrifat saja, adapula mubtada’ yang berupa isim
nakiroh dengan syarat – syarat tertentu yang insya-Allah akan dibahas di dalam
artikel yang lain. berikut ini saya akan membahas khobar yang mendahului
mubtada’ yang disebut dengan khobar muqoddam - mubtada’ muakh-khor.
Hukum
asalnya adalah mubtada’ di awal dan khobar berada di akhir. jadi mubtada’ dulu
baru setelahnya terdapat khobar sebagai penyempurna kalimat sehingga dapat
difahami.
Akan
tetapi terkadang memang ada yang mubtada’ wajib didahulukan dan khobar
diakhirkan, begitu pula sebaliknya terkadang khobar wajib didahulukan dari
mubtada’nya dengan 4 tempat. diantaranya adalah:
1.
Apabila mubtada’nya berupa nakiroh yang tidak memahamkan ( tidak dishifati )
sedangkan khobarnya berupa dzorof atau jar – majrur. contoh:
فِي الدَّارِ
رَجُـلٌ
Itu tetap di dalam rumah adapun seorang laki – laki
Memberikan pemahaman bahwa seorang lelaki itu ada d dalam rumah atau di dalam rumah ada seorang lelaki.
عِنْدَكَ ضَيْفٌ
Itu tetap di sisimu adapun seorang tamu
Pengertiannya seorang tamu di sisimu atau di sisimu
ada seorang tamu
Dalam contoh ini apabila khobar di-akhirkan maka aka
menimbulkan sangkaan khobarnya menjadi shifat sedangkan khobarnya sedangkan
khobarnya dinanti – nanti. contoh:
رَجُـلٌ فِي الدَّارِ
Adapun
seorang lelaki yang di dalam rumah
Pengertiannya hanya menjelaskan seorang lelaki di rumah
tanpa memberikan sebuah faidah. sebab hanya mubtada’ dan tidak ada khobar yang
menjelaskan tentang bagaimana lelaki itu.
ضَيْفٌ عِنْدَكَ
Adapun
seorang tamu yang tetap di sisimu
Begitu pula dalam contoh ini hanya menyebut di sisimu
seorang tamu tanpa ada faidah tentang keberadaan tamu yang di sebut.
Jelas sekali dalam dua contoh di atas yang asalnya khobar
رَجُـلٌ، ضَيْفٌ maka menjadi mubtada’
yang dishifati dan membutuhkan khobar ( khobarnya dinanti – nanti ) sebab tidak
ada khobar.
Dengan demikian apabila jar – majrur atau dzorof –
madzruf berada di awal kalimat dan lafadz setelahnya isim yang dibaca rofa’ maka
wajib khobar didahulukan daripada mubtada’nya. dasarnya.
وَنَحْوُ عِنْدِيْ دِرْهَمٌ وَلِيْ وَطَرْ #
مُلْتَزَمٌ فِيْهِ تَقَدُّمُ الْخَبَرْ
Bentuk jar
dzorof khobar depan tempatnya # Bila berupa nakiroh mubtada’nya
Selanjutnya adalah apabila khobar berupa dzorof atau
jar majrur baik menjadi khobar muqoddam ( yang didahulukan ) atau khobar
muakhkhor ( yang diakhirkan ) maka khobar tersebut menyimpan makna كَائِنٌ، إِسْتَقَـرَّ ( tetap ). contoh:
عِنْدِيْ دِرْهَمٌ
Itu tetap
disisiku adapun dirham
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
Itu tetap
milik Allah adapun apa – apa yang ada di langit dan bumi
Dasarnya
وَاَخْبَرُوْا بِظَرْفٍ اَوْ بِحَرْفِ جَـرّ # نَاوِيْنَ مَعْنَى كَائِنٍ
اَوِ اسْتَقَـرْ
Dzorof dan
jar juga bisa jadi khobar # Nyimpan makna tetap إِسْتَقَرْ، كَائِنٌ
Contoh:
اَلْحَمْـدُ لِلَّهِ
Adapun segala puji itu tetap milik Allah
Demikianlah artikel ini menjelaskan tentang khobar
yang didahulukan dan mubtada’ yang diakhirkan yag dilengkapi dengan beberapa
contoh agar lebih mudah difahaminya terutama bagi pemula dalam belajar ilmu
nahwu yang menggunakan metode amtsilati. semoga bermanfaat dan barokah. Aaamiin
*Miliki
bukunya dan pelajari isinya.
*Share
materinya
Kritik,
saran, tanggapan anda bisa anda tulis di kolom komentar atau via wa:
0852 5971
7000
Penulis: Moh Mahfudz Rozy
Support dakwah
dengan infaq: BSI Rek 1177974474 an. MOH MAHFUDZ ROZY
TAG
#Metode #Amtsilati #santribacakitab #Belajarbacakitabkuning #Nahwu #Santri